Rabu, 20 April 2011

CARA MEMPERLEBAR RENTANGAN MATA PADA SAAT MEMBACA

Menambah Kecepatan Membaca
Kemampuan untuk membaca buku dengan cepat dan dapat dengan menangkap sepenuhnya apa yang dibaca itu merupakan suatu syarat penting yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa kalau ia ingin menyelesaikan pelajarannya tepat pada waktunya. Banyak mahasiswa yang membaca buku-buku pelajarannya dengan sangat lambat, sehingga pada akhir tahun pelajaran ia belum juga selesai membaca buku-buku pelajaran yang diwajibkan. Kecepatan membaca seseorang mahasiswa dapat diperbesar. Syarat-syarat untuk dapat memperbesar kecepatan membaca ialah mahasiswa itu mempunyai kemauan besar untuk menambah kecepatannya membaca dan ia mau pula berlatih setiap hari secara teratur.

PENGHAMBAT KECEPATAN MEMBACA
Kecepatan membaca yang sangat lambat itu biasanya disebabkan karena sesuatu hal. Selain sebab-sebab terletak di luar diri seseorang mahasiswa (faktor eksternal), misalnya keadaan sekeliling yang ribut sehingga tidak bisa berkosentrasi, meja atau kursi yang mengganggu, penerangan yang tidak cukup dan lain-lainnya, Pada umumnya kelambatan itu disebabkan oleh 5 macam keadaan yang terdapat pada diri seseorang mahasiswa (faktor internal). Kalau kebiasaan itu dapat ditanggalkannya, ia pasti akan mempunyai kecepatan membaca buku yang layak.
1. Membaca dengan bersuara
Dalam hal ini bibir mahasiswa itu bergerak-gerak, dan pandangan matanya harus menunggu gerak tersebut yang memang lambat. Dengan demikian mahasiswa itu tidak dapat membaca dengan cepat. Oleh karena itu untuk dapat memperbesar kecepatan membaca, ia harus berusaha membuang kebiasaan itu. Ini dapat dilakukan dengan menempelkan jari telunjuknya pada bibir sewaktu membaca. Cara apapun yang dapat dipergunakan untuk mencegah bibir bergerak-gerak membaca tulisan boleh dicoba, misalnya dengan mengunyah permen karet.

2. Membaca dengan jari tangan atau ujung potlot menunjuk kepada tiap-tiap kata yang dibaca
Di sini pandangan mata harus menanti gerak tangan. Ini juga menyebabkan seseorang mahasiswa membaca dengan lambat. Oleh karena itu bagi para mahasiswa yang tidak dapat membaca cepat karena mempunyai kebiasaan ini, obatnya ialah berusaha agar tangan itu tidak menyusuri baris demi baris pada halaman buku. Ini dapat dilakukan misalnya dengan memegang jari-jari tangan tersebut dengan tangan kiri.

3. Kebiasaan seseorang mahasiswa untuk mundur mengulangi lagi apa yang sudah dibacanya
Hal ini dilakukannya karena ia merasa bahwa ada sesuatu perkataan yang kelewatan tidak terbaca atau bahwa kalimat yang sudah dibaca tidak begitu dimengertinya atau tidak dapat ditangkapnya dengan baik. Kebiasaan ini hanya dapat diatasi dengan kemauan yang keras. Hendaknya seseorang mahasiswa bertekad bulat untuk sedapat-dapatnya tidak mundur kembali mengulangi membaca sesuatu kalimat. Nanti akan ternyata bagian itu dapat dimengertinya dengan baik. Kekhawatiran bahwa sesuatu kalimat tidak begitu dimengertinya kadang-kadang hanya disebabkan oleh keragu-raguan dalam diri sendiri. Kalaupun kalimat itu tidak dimengerti karena agak sukar, dengan membaca terus tanpa mundur lagi kalimat itu lalu dimengerti sepenuhnya, karena biasanya uraian-uraian berikutnya memuat penjelasan terhadap kalimat yang pertama itu.

4. Membaca dengan melihat satu kata demi satu kata
Dalam hal ini pandangan matanya setiap kali hanya tertuju kepada satu perkataan. Jadi rentangan mata mahasiswa tersebut hanyalah sempit karena mencakup satu kata saja. Rentangan mata setiap orang dapat diperlebar kalau ia membiasakannya. Jadi mahasiswa yang mempunyai kebiasaan membaca sepatah kata demi sepatah kata harus berlatih untuk memperlebar rentangan matanya itu sehingga dapat mencakup beberapa perkataan. Kalau hal itu sudah dapat diusahakannya, maka setiap kali ia mengarahkan pandangan matanya kehalaman buku, yang terlihat tidaklah hanya satu perkataan saja, melainkan beberapa kata. Dengan pandangan mata yang demikian itu ia akan dapat membaca dengan cepat. Seseorang mahasiswa tidak perlu khawatir bahwa membaca dengan pandangan mata yang demikian itu akan mengurangi daya penangkapannya untuk mengerti apa yang dibaca itu. Hendaknya diinsafi bahwa di dalam membaca buku pelajaran, seseorang mahasiswa tidak membaca kata-kata saja, melainkan ia membaca buah-buah pikiran. Dan justru setiap buah pikiran itu dicakup dalam beberapa kata demi kata, bahkan buah pikiran itu tidak dapat ditangkap dengan baik. Jadi dengan membaca secara cepat, misalnya sebuah kalimat pendek dibaca oleh sekali pandangan mata, buah pikiran yang bersangkutan akan dapat ditangkap dengan lebih jitu. Penangkapan-penangkan yang baik inilah yang membuat seseorang mahasiswa mengerti dengan tepat dan sempurna apa yang dibacanya.

5. Tingkat Kosakata
Jika tingkat kosakata baca mahasiswa secara umum tinggi, mahasiswa tidak akan mendapatkan banyak kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui, dan kecepatan mahasiswa tidak akan terpengaruh. Sebaliknya, jika kosakata baca mahasiswa lemah dan mahasiswa sering menemukan kata-kata yang tidak diketahui dalam tiap-tiap paragraf, mahasiswa akan kehilangan kecepatan saat berhenti untuk mencari-cari penanda yang berhubungan dengan makna. Bahkan jika mahasiswa memutuskan untuk melampaui kata yang tidak dikenali, keputusan untuk melampaui itu akan mempengaruhi kecepatan dan akan menghentikan aliran ide pada saat membaca. Suatu paragraf dengan kosa kata yang sukar atau kurang dikenal dapat menyebabkan hal yang sama--pemahaman menjadi sulit bahkan mustahil, dan rata-rata kecepatan baca sangat lambat.


CARA MEMPERLEBAR RENTANGAN MATA
Paul D Leedy dalam karangannya “How to Read More Efficiency” menyarankan suatu cara untuk memperlebar rentangan mata. Untuk ini dapat dipergunakan selembar bacaan harian. Pilihlah sebuah perkataan di tengah salah satu kolom. Kemudian dari kedua ujung perkataan itu dibuat garis menurun yang semakin ke bawah semakin lebar sehingga sehingga panjangnya kira-kira 10 cm dan menyentuh garis kolom di kanan dan kiri (atau kalau kolom-kolom harian itu tidak bergaris, garis-garis yang melebar itu dibuat sampai menyentuh perkataan-perkataan pada kolom berikutnya di kanan-kiri). Lalu bagian bawah perkataan yang telah dipilih itu ditutupi dengan secarik kertas. Selanjutnya sebagai suatu latihan, kertas penutup itu ditarik ke bawah sehingga kelihatan sebuah garis yang baru. Dengan cepat kertas itu didorong ke atas untuk menututupi baris dan lalu bertanya kepada diri sendiri, perkataan-perkataan apakah yang terlihat di antara dua garis yang merentang ke bawah itu. Demikianlah latihan itu diteruskan dengan menarik kertas penutup tersebut semakin lama semakin ke bawah setelah rentangan mata itu dapat diperlebar sedikit demi sedikit.

Kalau seorang mahasiswa mau berlatih setiap hari dalam teknik dorong ke bawah dan ke atas ini, maka rentangan matanya pasti akan semakin lebar dan ia akan dapat mencakup kata-kata yang lebih banyak dengan sekali pandangan mata. Berlatih setiap hari itu tidak perlu memakan waktu lama, cukup dengan 10 menit saja. Latihan itu pasti memberikan buah berupa kemampuan membaca buku secara cepat.

Selain mengusahakan apa yang tersebut di atas, ada pula suatu cara umum untuk memperbesar kecepatan membaca buku yaitu dengan jalan membaca buku sebanyak-banyaknya. Hendaknya setiap mahasiswa tidak jemu-jemunya untuk selalu menambah pengetahuan dengan membaca buku apa saja. Dalam membaca itu timbulkanlah selalu hasrat untuk menambah kecepatan membaca dalam diri sendiri. Dengan dorongan batih yang demikian itu disertai latihan berupa membaca sebanyak-banyaknya, pastilah setiap mahasiwa akan mempunyai kecakapan untuk membaca buku secara cepat disertai daya penangkapan yang sempurna.

MENGHITUNG JUMLAH KATA (KECEPATAN MEMBACA)

Kecepatan baca atau reading rate, kecepatan yang terjadi saat Anda membaca, biasanya diukur dalam kata per menit (kpm). Apakah Anda harus membaca 100 kpm, 200 kpm, 300 kpm, 400 kpm? Pada kecepatan berapa semestinya Anda membaca? Apakah Anda termasuk pembaca cepat atau pembaca yang lambat? Jawaban atas pertanyaan itu: Anda mesti membaca pada 100, 200, 300, dan 400 kpm; Anda hendaknya menjadi pembaca cepat dan juga sebagai pembaca yang lambat.
Berikut prosedur mengukur kecepatan baca pada umumnya.
o Setelah memilih satu bagian dari buku atau suatu artikel, hitunglah jumlah kata dalam tiga baris. Kemudian dibagi tiga. Bulatkan pada bilangan yang paling mendekati jumlah keseluruhan. Hal ini akan merupakan rata-rata jumlah kata per baris.
o Hitung jumlah baris dari artikel atau buku (atau satu halaman jika panjang bacaan itu lebih dari sehalaman). Kalikan jumlah kata per baris dengan jumlah baris. Hal itu akan merupakan estimasi yang lebih fair tentang jumlah keseluruhan kata.
o Saat membaca, gunakan jam yang memiliki penunjuk detik. Catat menit dan detik saat Anda memulai membaca (4:20:18). Mulailah membaca pada saat penunjuk detik menjelang angka dua belas. Catat waktu Anda menyelesaikan membaca. Kurangkan waktu Anda mulai terhadap waktu menyelesaikan.
o Bagi jumlah waktu baca oleh jumlah kata. Untuk menghitung waktu baca, bulatkan waktu baca dalam detik pada perempat menit terdekat lalu bagi. Misalnya, jika total waktu baca Anda 3 menit 12 detik, maka dibulatkan menjadi 3.25 menit kemudian bagi. Hasilnya merupakan angka kata per menit (kpm).

Contoh:
Jumlah kata dalam 3 baris: 23
Dibagi 3 dan dibulatkan: 23/3 = 7.75 = 8
Jumlah baris dalam bacaan: 120
Kalikan jumlah kata perbaris dengan jumlah baris: 8*120 = 960 kata.

Kurangi waktu menyelesaikan: 1:13:22
dengan waktu memulai : 1: 05:00
–––––––––––––––
8 menit 22 detik

Bulatkan pada per empat menit terdekat: 8 setengah menit
Bagi jumlah kata dengan waktu baca: 960/8.5 = 112 + suatu pecahan (kecepatan baca).

• REFERENSI
George W Bond "Speed Reading in the High School" (1955) 39(2) High School Journal 102
James I Brown, "Techniques for Increasing Reading Rate", paper presented at the International Reading Association World Congress on Reading, Vienna, 12-14 August 1974
Paul D Leedy, Read with Speed and Precision (1963)
Win More Cases, Time-Saving Tips for Lawyers (2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar